Beberapa hari yang lalu saya tidak bisa tidur karena galau. Rasanya sudah saatnya saya punya MacBook Air. Saya membayangkan seandainya saya punya MBA, maka saya bisa mengedit multimedia (foto, video dan musik) dengan baik, hal mana tidak bisa saya lakukan dengan hardware dan software yang saya punyai sebelumnya. Menurut pemikiran sederhana saya, MacBook Air plus OS X Yosemite adalah paduan yang sempurna untuk hal tersebut.
Jadi kemudian saya memutuskan menjual Samsung Ativ Book 9 Lite saya yang serba nanggung spesifikasinya itu dan langsung ngabur membeli MacBook Air. Untunglah kemarin di mall depan RS ada Infinity yang menjual MacBook Air. Saya menculik Pak Anto untuk menemani membeli MBA.
Jujur saya bingung saat mau beli. Soalnya mahaaal… huhuhu… Mau beli MBA 11.6″ yang lebih murah tapi kemudian terbayang bakal tersiksa kalau harus coding di layar 11.6″. Keunggulan yang 11.6″ memang di bentuknya yang kecil dan tentu saja lebih ringan, akan asyik ditenteng kemana-mana. Tapi resolusinya lebih rendah dari pada yg 13″.
Jadi saya memutuskan untuk membeli yang 13″. Tentu saja kredit, xixixi… Tapi senangnya adalah karena kredit 12 bulan tanpa bunga, horeee…
Hari ini saya menginstall beberapa aplikasi yang dibutuhkan seperti XAMPP, Geany (ini editor andalan selama di Ubuntu), Skype, Chrome dan tentu saja… Transmission, xixixi… Tentu saja tidak lupa konfigurasi semua hal yang terkait dengan pekerjaan karena MBA bakal menjadi notebook utama saya.
Banyak hal yang perlu dipelajari karena banyak perbedaan dibanding dengan Ubuntu. Dan tentu saja lebih banyak lagi perbedaan dibandingkan MS Windows. Syukurlah saya punya teman hacker yang baik hati yang dengan sabar mengajari saya install beberapa aplikasi. Terima kasih yaaa…
pantas saja saya tidak menerima update postingan terbaru sejak november lalu setelah suami kecelakaan. Ternyata blog baru ya mas. Langsung saya save ya
Hehehe… iya, Mbak. Pindah di sini.
Semoga suami lekas pulih ya, Mbak Lidya.
Salam